Spoiler Alert!!!!
Siapa
 pun yang telah mengikuti kisah ini sejak awal pasti mengenal Pet, 
binatang berambut dan bermata satu berwarna kuning yang selalu menjadi 
korban kejahilan Edgar dan Ellen di saat mereka tak punya mainan baru 
ataupun saat dilanda kebosanan. Mereka seakan tak pernah peduli akan 
rasa sakit yang mungkin saja dialami oleh Pet. Lihat saja ketika mereka 
menjadikan Pet sebagai pengganti Shuttle Cock.
Sial bagi Pet, tak peduli di manapun ia  bersembunyi, Edgar dan Ellen dengan mudah menemukan tempat persembunyiannya.  Mereka
 seakan memiliki sensor yang dapat mendeteksi keberadaan makhluk malang 
itu. Bahkan dengan mudah mereka merasakan perbedaan yang belakangan 
terjadi pada Pet. Tidak hanya terlihat lebih lincah dalam setiap 
usahanya untuk kabur, bahkan pernah sekali mereka memergoki Pet yang 
menyelinap ke dalam Laboratorium. Pertanyaan Edgar dan Ellen pun 
terjawab dengan mudah, ketika tahu bahwa balsemlah yang selama ini 
memberi kekuatan baru bagi Pet kesayangan mereka. Sayangnya ada satu 
rahasia lagi yang tidak mereka ketahui.
Bosan
 dengan Pet yang mulai bertingkah, Edgar dan Ellen mengalihkan perhatian
 mereka pada bangunan baru yang tidak jauh dari rumah mereka. Hotel 
Knightlorion begitu gedung yang arsitekturnya mirip dengan rumah bobrok 
mereka. pembagian tugas pun dimulai. Edgar dengan menyamar sebagai 
karyawan hotel mengangkut kopor – kopor berisi tikus –tikus menjijikan 
untuk disebar di seluruh ruangan. Ellen sendiri mengendap – ngendap 
menuju tempat penyimpanan makanan. Ia bermaksud menaikkan suhu ruangan 
tersebut agar semua makanan beku rusak. Namun tiba tiba saja sesuatu 
yang aneh terjadi pada Ellen. Alih- alih memutar tombol pengatur ruangan
 pada thermostat, ia malah meninggalkan ruangan penyimpanan makanan 
tanpa melakukan apapun. Bukan satu hal yang biasa bagi anak sejahil 
Ellen meninggalkan misinya begitu saja.
Di
 rumah, tingkah Ellen ternyata semakin aneh. Bukannya mengusir, Ellen 
malah menyambut baik ketika Judith Stainswort Knightleigh, istri sang 
walikota dan anak perempuannya Stephani, yang juga musuh besar Ellen, 
datang berkunjung. Bahkan dengan mudah ia menyetujui semua rencana Mrs. 
Knightleigh untuk merombak rumah mereka dalam acara Rumah Yang Lebih Bagi dari Milik Anda. Tentu
 saja hal itu membuat Edgar bahkan Stephanie menjadi sangat terkejut. 
Namun dengan cepat Edgar membuang semua pikiran buruk mengenai kakaknya.
 Ia berpikir bahwa ini hanyalah salah satu siasat Ellen untuk kejahatan 
berikutnya. Namun rasa optimisnya itu mulai berguguran satu demi satu 
ketika melihat sikap aneh Ellen lainnya.
Edgar mulai memergoki Ellen mulai membersihkan badan. Namun tidak ada yang membuat Edgar lebih shocked ketika
 tahu bahwa Ellen akan menghadiri pesta piama yang diadakan Stephanie di
 kediaman Knightleigh. Bahkan dengan mata kepalanya sendiri ia 
menyaksikan Ellen dengan asyiknya bermain bersama Stephanie dan teman – 
temannya. Padahal sebelumnya mereka berada dalam list orang – orang yang
 paling dibenci Ellen. Edgar benar – benar lemas dibuatnya. Kakak 
perempuan yang juga teman dalam melakukan semua kejahatannnya selama ini
 telah hilang bahkan kini berbalik menjadi musuh. Pengkianatan Ellen 
benar – benar keterlaluan.
Dari
 keempat seri Si Kembar Nakal, saya lebih suka menyebutnya Kembar 
Beracun, buku ini memberi sesuatu berbeda. Saya benar- benar menyukai 
perubahan yang terjadi ada diri Ellen. Bahkan perubahan pada alisnya 
yang selama ini runcing. Apalagi melihat Edgar yang menjadi nelangsa 
karenanya. Bukan hal yang sering terjadi dalam keidupan mereka. Walau 
semua itu tak berlangsung lama. Sedih rasanya melihat rencana untuk 
merombak rumah bobrok itu gagal.
Misteri
 demi Misteri dari buku sebelumnya juga mulai terungkap di buku ini. 
Namun tetap saja ada hal – hal yang masih belum bisa dipecahkan oleh 
kembar beracun ini.Tak sabar rasanya membaca High Wire, kisah mereka 
berikutnya. Tentu saja dengan kenakalan – kenakalan baru. 
Edgar & Ellen Si Kembar Nakal: Pet’s Revenge
Penulis: Charles Ogden
Penerjemah: Meithya Rose
Penyunting: Nat Nat
Penerbit: Matahati
Cetakan: I, Agustus 2008
Tebal: 224 hlm
 
No comments:
Post a Comment