Peristiwanya berawal di tempat paling membosankan di dunia: Chickentown, U.S.A. Kota yang lebih banyak dihuni ayam daripada manusia. Di sinilah Candy Quackenbush tinggal. Dan ia bertanya-tanya, seperti apakah masa depannya nanti.
Jawabannya datang secara tak terduga. Pertemuan mendadak dengan John Mischief (dia punya 7 saudara yang tinggal di tanduk-tanduk di kepalanya), dan kemunculan Laut Izabella entah dari mana, membawa Candy ke dunia lain.
Dunia bernama ABARAT: kepulauan luas yang tiap pulaunya memiliki jam berbeda. Mulai dari Pulau Yebba Dim Day yang jamnya selalu Jam Delapan Malam, Pulau Nonce yang indah dan selalu berada pada Jam Tiga Siang, sampai Pulau Gorgossium alias Pulau Tengah Malam yang dihuni oleh Christopher Carrion sang Pangeran Tengah Malam sendiri.
Candy
Quackenbush dibuat pusing oleh tugas yang diberikan Miss Schwartz, guru
sejarahnya. Ia punya waktu seminggu untuk mengumpulkan sepuluh fakta
menarik tentang Chickentown. Kalau ingin menuliskan sesuatu yang biasa –
biasa saja, Candy sebenarnya bisa menuliskan hal – hal yang pastinya
akan ditulis juga oleh anak lain, yaitu tentang peternakan ayam. Namun
Candy ingin sesuatu yang lain.
Pencarian
fakta tentang Chickentown pun dimulai. Perpustakaan demi perpustakaan
dijelajahinya. Namun tak satupun buku yang menuliskan fakta mengenai
Chickentown kecuali mengenai ayam, ayam dan ayam. Sehingga yang terpikir
di kepala Candy adalah menuliskan “ Aku tinggal di kota yang tidak
memiliki keistimewaan lain” sebagai fakta pertama.
Mengeluh
pada ibunya adalah hal yang dilakukan Candy selanjutnya. Untungnya,
Mellisa, ibu Candy menawarkan satu solusi menarik. Disurunya Candy
menemui teman lamanya, Norma Lipnik yang bekerja di Hotel Comfort Tree.
Melalui wanita, Candy mengetahui beberapa fakta baru mengentai
Chickentown. Tanpa sedikitpun keraguan semua hal yang didapatkannya dari
Norma ditulisnya.
Mala
petaka bagi Candy ketika mengetahui jika semua yang ditulisnya itu
dianggap sampah oleh Miss Schwartz. Bahkan ketika Candy hendak melakukan
pembelaan diri, ternyata hanya membuat Miss Schwartz semakin marah.
Bahkan Candy dikirimnya ke kantor Kepala Sekolah untuk melaporkan semua
hal yang dianggap oleh Miss Schwartz adala pelanggaran berat.
Entah
apa yang menguasainya saat itu, bukannya mengikuti perintah Miss
Scwartz, Candy malah berlari meninggalkan sekolah. Sempat terbersit di
benak Candy bahwa perbuatannya ini akan membuatnya dikeluarkan dari
sekolah. Namun rasa lega yang dirasakannya jauh lebih besar.
Candy
membiarkan kaki dan pikirannya membawanya terus menyusuri Lincoln
Street. Menuju sebuah padang rumput luas, dan terus berjalan. Hingga
ketika menoleh ke belakang, ia tak lagi dapat melihat Chickentown.
Setelah
beberapa lama menulusuri padang rumput, Candy sedikit terkejut dengan
benda – benda yang ditemukannya. Lusinan kerang, pecahan karya tanah
liat, dan tulang belulang ikan. Itu belum apa – apa ketika akhirnya ia
mendadak melihat satu mahkluk dengan telinga besar berbulu halus, dengan
dua buah tanduk yang sangat besar , mirip tanduk kijang jantan dengan
tujuh buah kepala kecil yang menempel padanya. Keterkejutan candy
sekamin bertambah ketika mahkluk itu mengenalkan diri sebagai John
Misciehf yang tidak lupa mengenalkan 7 saudaranya yang lain.
Belum
benar-benar yakin dengan apa yang dilihatnya, mata Candy kembali harus
melihat makhluk yang tidak hanya aneh namun juga menyeramkan. Dari
penjelasan John Mischief, mahkluk aneh yang bernama Mendelson Shape,
sangat kejam dan berbahaya. Di tangannya ada dua bilang pedang tajam
yang siap menebas keduanya. Dalam waktu singkat, Candy tahu John
Mischieflah yang di kejar Shape. Namun dalam hitungan detik, dirinya pun
menjadi incaran sang algojo.
Untung
saja di saat- saat terakhir ia dapat melaksanakan apa yang diminta oleh
John Mischief dan keanehan berikutnya pun datang. Tiba – tiba saja ia
mencium aroma asin air laut yang terbawa angin. Penciumannya tak
bohong. Karena tak lama kemudian ombak – ombak laut datang mendekat,
berbuih dan bergulung memecah. Laut Azalea, begitu Mischief menyebutnya,
akan membawanya ke sebuah kepulauan bernama Abarat.
Keraguan
sempat terbersit di pikiran Candy. Namun akhirnya ia memutuskan untuk
mengikuti Mischief ke Abarat, meninggalkan semua hal – hal yang
membosankan di Chickentown menuju kepulauan yang benar – benar asing
baginya. Bersama Mischief, Candy melompat ke dalam debur ombak dan
menyerakhkan hidup mereka pada air Laut Izabella yang bergolak.
Seperti
apa Abarat, akhirnya terjawab ketika mereka sampai. Dengan mata
kepalanya sendiri Candy melihat para penghuni Abarat, berbicara bahkan
berkawan dengan beberapa dari mereka. Mengalami berbagai macam
petualangan dari satu pulau ke pulau lain dengan nyawa sebagai
taruhannya.
Petualangan
Candy benar – benar seru sekaligus mengerikan. Tidak hanya harus
berhadapan dengan beberapa penguni Abarat yang aneh, sering kali ia
harus melarikan diri dari mahkluk – makhluk jahat dan kejam yang
mengincar dirinya. Misteri demi misteri perlahan – lahan terungkap.
Seperti di buku – buku fantasi lainnya, semua itu tidak lengkap tanpa
kehadiran ilmu sihir.
Cerita
ini pun semakin seru karena dilengkapi dengan ilustrasi berwarna yang
benar-benar keren. Bagaimana tidak, Ilustrasi – ilustrasi yang
kebanyakan menggambarkan para penghuni kepulauan Abarat ini disajikan
dalam warna – warni yang menarik mata. Dari keterangan di sampul buku,
ternyata semua gambar- gambar itu dikerjakan sendiri oleh Clive Barker
sang Penulis. Rasanya tidak ada puas –puasnya memandangi ilustrasi –
ilustrasi tersebut. Kecuali untuk gambar – gambar yang mengerikan.
Sayangnya tokoh di dalamnya terlalu banyak. Sehingga hanya tokoh-tokoh penting saja yang sanggup saya hapalkan di luar kepala.
Petualangan
Candy di buku pertama ini ternyata masih berlanjut pada buku
selanjutnya, Days of Magic, Night of War yang semoga tidak kalah seru.
Abarat
Penulis: Clive Barker
Penerjemah: Sutanty Lesmana
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, Juni 2003
Tebal: 440 hlm
No comments:
Post a Comment