Hans Thomas--seorang bocah lelaki berumur 12 tahun yang cerdas dan penuh rasa ingin tahu---melakukan perjalanan bersama ayahnya ke yunani untuk mencari ibunya. Ayahnya pemabuk tapi jenius; dia memancing hans thomas dengan pertanyaan-pertanyaan kritis dan berkisah tentang hal-hal aneh.
Dalam perjalanan itu serangkaian kejadian luar biasa terjadi: seorang lelaki kerdil memberi hans thomas sebuah kaca pembesar; seorang tukang roti tua memberinya kue dan buku mungil yang berkisah tentang seorang pelaut yang terdampar dipulau terpencil. Di pulau antah-berantah ber-penghuni seperangkat kartu remi bernyawa itu berkelindan teka-teki permainan soliter yang menjalin sejarah panjang sebuah keluarga selama tiga generasi; sebuah 'permainan' yang membuktikan adanya hubungan kausalitas sekaligus menohok kita dengan pertanyaan mendasar tentang causa prima: apakah Tuhan ada?
Jostein Gaarder dalam misteri soliter ini kembali mempertunjukkan kejenialannya. menurut sejumlah komentar ia mencapai tingkat puncak berhasil memadukan fantasi, mitologi, filsafat, juga pendidikan. Buku ini memang sangat nikmat dibaca, bisa disanrankan agar siapa dibaca siapa pun (Goodreads)
Buku ini sebenarnya sudah saya simpan di rak khusus untuk buku yang telah selesai saya lahap. Bahkan
ketika saya mncarinya, buk karangan Josten Gaarder ini berada di
deretan paling bawah. Sampulnya sudah sedikit koyak, bahkan di beberapa
halaman ada beberapa sidik jari dan noda coklat yang mungkin terciprat
dari suatu makanan atau minuman. Yah saya pernah meminjamkan buku ini ke
dua orang. Mungkin salah satu dari mereka. Karena saya tidak akan
pernah menyentuh makanan yang bisa meninggalkan jejak kotor ketika
membaca buku.
Saya membaca ulang buku ini hanya masalah sepele. Ada
seseorang yang mengatakan bahwa ia benar benar terinspirasi dari buku
ini bahkan menganjurkan saya untuk membacanya. Semua itu membuat saya
bertanya. Apa daya tarik lebih dari Mistery Solitaire in? Karena
seingat saya Gadis Jeruk, Perpustakaan Bibbi Bokken, Putri Sirkus dan
Lelaki Penjual Dongeng jauh lebih menarik dari cerita tentang perjalanan
Hans Tomas dan ayahnya dari Norwegia ke Yunani untuk mencari
Anita,ibunya. Ataukah saya telah benar benar lupa isi cerita dari buku
yang saya baca tahun 2005 kemarin?
Akhirnya hari minggu kemarin saya memutuskan untuk memulai lagi dari awal. Dan mencari sumber inspirasi yang dimaksud.
Ingatan
saya tentang buku ini tidak begitu buruk. Saya masih benar benar ingat
perjalanan Anak – Ayah ini dengan “perhentian untuk merokok”,di mana
sang ayah akan mengajak hans untuk berdiskusi mulai dari wanita yang
mereka cari sampai tentang kehidupan. Membahas pertanyaan yang mungkin
muncul disetiap benak manusia yang bena benar meluangkan waktu untuk
memaami hidupnya. Siapa saya? Dari mana saya berasal? Atau bahkan yang paling mendasar, Apakah Tuhan itu benar benar ada?
Serangkaian
Misteri bermula ketika mereka berhenti di sebuah Pom Bensin untuk
menanyakan jalur terdekat yang dapat mereka tempuh dari dari Swiss
menuju Venesia pada lelaki yang ukuran tubuhnya menyerupai kurcaci dalam
dongeng. Anehnya pria kecil ini mengetahui bahwa mereka berasal dari
Anderal, Norwegia. Padahal baik Hans dan Ayahnya tak memberi tahu
bahwanya. Begitu selesai menunjukkan jalur yang diminta, Pria kecil itu
memberi hans sebuah kaca pembesar. Walau merasa aneh, Hans tetap
menerimanya.
Dorf,
itulah tempat yang dianjurkan oleh pria di pom bensin. Sayangnya itu
bukanlah jalur yang tersingkat malah sebaliknya mereka harus memutar
jalan lebih jauh untuk sampai ke Venesia. Akhirnya ayah Hans memutuskan
untuk beristirahat. Keesokan harinya mereka tidak hanya menjelajahi
pengunungan di kota ini pula, Hans mendapatkan sebuah buku mungil dari
seorang tukang roti.
Buku
tersebut benar benar mungil dan untunglah hans memiliki sebuah kaca
pembesar sehingga bisa membaca setiap huruf yang tercetak didalamnya.
Hal itu membuat Hans menarik kesimpulan bahwa ini bukanlah sebuah
kebetulan semata.
Buku
mungil yang berjudul Soda Pelangi dan Pulau Ajaib itu bercerita tentang
petualangan seorang pelaut yang juga bernama Hans disebuah pulau yang
dihuni oleh seperangkat orang yang masing masing mewakili sebuah kartu
remi.
Cerita
itu bukan hanya sebuah dongeng biasa. Cerita yang membuat tak hanya
Hans bahkan saya pun harus membacanya secara dengan hati hati agar tak
satupun yang terlewatkan. Satu demi satu misteri pun terkuak seiring dengan perjalanan menuju Yunani.
Walau
akhirnya hanya Hans yang benar – benar mengerti makna dari buku mungil
itu. Pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan oleh ayahnya di setiap
pemberhentian untuk merokok akhirnya bisa dijawabnya. Bahkan tentang
Takdir sekalipun. Yang tersisa hanyalah saya dengan yang masih berusaha
mencari sesuatu yang sampai tulisan ini saya posting belum juga saya
dapatkan. Ataukah buku ini memang hanya bisa dimengerti oleh orang –
orang yang benar benar mengerti tentang filsafat yang mengerti tentang
makna kehidupan? Atau karena saya sudah mempunyai jawaban dari setiap
pertanyaan-pertanyaan di “pemberhentian untuk merokok” itu ? atau yang
paling parah, saya tidak benar – benar paham untuk puluhan chapter yang
telah saya baca? Entahlah.
Misteri Soliter
Judul Asli: The Solitaire Mystery
Penulis: Jostein Gaarder
Penerjemah: Anton Kurnia
Penerbit: Jalasutra
Tebal: 443 Hal
Misteri Soliter
Judul Asli: The Solitaire Mystery
Penulis: Jostein Gaarder
Penerjemah: Anton Kurnia
Penerbit: Jalasutra
Tebal: 443 Hal
No comments:
Post a Comment