Ketika Rebecca menceburkan diri ke kolam penyihir setelah bertengkar dengan teman akrabnya Sarah, ia bertemu teman baru yang luar biasa---kodok yang sangat besar! Dan Glubbslyme bukan kodok biasa. Ia berumur ratusan tahun, pandai bicara dan---yang paling hebat---ia bisa menyihir! Mungkin, siapa tahu, ia dapat menolong Rebecca bersahabat dengan Sarah lagi...?
Musim
liburan kali ini tiba-tiba menjadi tidak seru. Jauh dari yang
direncanakan Rebecca. Sarah, teman dekatnya ternyata lebih memilih untuk
menghabiskan masa liburan bersama Mandy, anak perempuan yang tinggal
tepat disamping rumah Sarah. Awalnya Rebecca berpikir mereka bertiga
akan menjadi teman bermain yang mengasyikkan. Sayangnya, Mandy hanya
ingin bermain bersama Sarah, tidak dengan anak perempuan yang
dianggapnya hanya mengganggu mereka dengan ocehannya yang tidak penting.
Lihat
saja ketika mereka bertiga mencoba berpiknik bersama sambil makan
sandwich stroberi di taman yang berada dekat dengan sebuah kolam. Mandy
dan Sarah sedang asyik mencoba lipstik pink. Rebecca yang tidak
diijinkan untuk ikut mencoba menjadi bosan dibuatnya. Ia akhirnya
berusaha untuk mengalihkan perhatian sarah dengan mulai bercerita bahwa
kolam yang airnya keruh itu dulunya adalah kolam penyihir. Saat itu
banyak orang-orang yang membenci para penyihir. Penyihir yang
berhasil mereka tangkap dibenamkan di kolam tersebut. Alih-alih membuat
Sarah percaya pada ceritanya, Rebecca malah mendapat cemooh dari Mandy
bahkan dianggap konyol oleh Sarah. Oleh keduanya, Rebecca ditinggal
sendirian, di saat ia mencoba untuk membuktikan kebenaran ceritanya
dengan masuk ke dalam kolam.
Rebecca
yang malang. Tidak hanya kehilangan Sarah, ia juga akhirnya terjebak di
keruhnya air kolam. Air kolam yang awalnya hanya berada dibawah lutut,
ternyata bertambah menjadi sepinggang ketika ia mulai melangkah lebih
jauh. Mungkin kolam itu benar-benar dalam seperti yang diceritakan
ayahnya. Dengan langkah tergesa, Rebecca berusaha mencapai pinggiran
kolam. Ketika mencoba melangkah, tiba-tiba ia merasakan sesuatu yang
berlendir dan mencakar-cakar mencengkram kakinya.
Dengan
susah payah akhirnya ia berhasil mencapai tepian kola dan akhirnya
sadar sesuatu yang melekat dengan kuat dipergelangan kakinya tidak lain
adalah seekor kodok bangkong. Sekali lihat setiap orang pasti akan
bergindik. Kulitnya yang berbintil terlihat sangat menjijikan belum lagi
dua mata yang melotot, ditambah dengan kemampuannya
berbicara layaknya manusia. Glubbslyme, begitu ia menyebut namanya. Tak
lupa ia menjelaskan kepada Rebecca bahwa ia dulunya adalah familiar
seorang penyihir sungguhan yang hidupnya berakhir dengan menggenaskan di
kolam tersebut.
Tak
dinyana, Rebecca tak memiliki ketakutan sedikitpun terhadap Glubbslyme.
Ia bahkan membawanya pulang. Bukan karena ketertarikan pada kemampuan
sihir Glub.Kodok itulah yang meminta Rebecca untuk membawanya pulang.
Awalnya sempat terbersit keraguan, namun mengingat ia telah melihat
dengan mata kepala sendiri, kodok itu pasti bisa melakukan sesuatu yang
lebih dari sekedar mengeringkan pakaiannya yang basah saat nyaris
terbenam tadi. Setidaknya ia mendapatkan teman bicara dan tak akan
merasa sepi. Selain itu ia juga bisa sedikit bermain-main dengan sihir
yang dimiliki Glub. Sayangnya ia tak pernah tahu, Glub tak pernah main –
main dengan sihir yang dimilikinya.
Seperti
buku-buku Jacqueline Wilson yang bergenre fantasi, kisah ini juga
terkesan ringan. Tidak perlu mengernyitkan kening untuk mengikuti alur
dan setting yang rumit seperti banyak buku fantasi kebanyakan. Itu
memang menjadi ciri khas Jacqueline. Tapi tetap asyik untuk dibaca.
Tokoh Glubbslyme sang kodok adalah salah satu alasannya. Ia bisa sombong, angkuh dan lucu bahkan terkesan konyol dalam waktu yang bersamaan.
Keistimewaan
lain dari buku ini adalah ilustrasi yang dipakai Jacqueline Wilson
berbeda. Setelah mengecek di datanya tentang bukunya, illustratornya
ternyata memang beda. Kalau buku-buku yang lain menggunakan gambar yang
dibuat oleh Nick Sharratt, kali ini goresan tangan Jane Cope yang dipilih. Nick sendiri hanya kebagian menggambar sampul.
Glubbslyme
Judul Indonesia: Kodok Ajaib
Penulis: Jacqueline Wilson
Ilustrasi: Jane Cope
Ilustrasi Sampul: Nick Sharratt
Penerjemah: Poppy Damayanti Chusfani
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, Agustus 2009
Tebal: 152 hlm
No comments:
Post a Comment