Wednesday, 12 December 2012

Review: The Edge Chronicles - Beyond the Deepwoods



Dibuang sejak bayi di Deepwoods yang penuh bahaya, Twig dibesarkan oleh woodtroll. Di suatu malam yang dingin, Twig melakukan apa belum pernah dilakukan para woodtroll: dia keluar dari Deepwoods.

Dimulailah petualangan menegangkan yang akan membawa Twig dalam dunia kelam para goblin, makhluk buas yang haus darah serta pepohonan pemakan daging. Dia melakukan perjalanan ini hanya berbekal satu keinginan kuat: keinginan untuk menemukan identitas diri serta takdirnya

Hutan Deepwood adalah dalah wilayah dari Negeri Edge. Wilayah ini sangat gelap, seselimuti misteri dan tentu saja bahaya membanyangi di setiap sudut. Makhluk-makhuk yang hidup di dalamnya tidak hanya menyeramkan, tetapi juga siap meremukkan korbannya yang tidak mawas diri dalam sekejap. Dari binatang besar maupun kecil samai pepohonan sanggup melakukannya.

Di salah satu sisi hutan inilah Twig menghabiskan hampir 13 tahun bersama keluarganya. Awalnya Twig sangat menikmati kehidupannya, namun begitu beranjak remaja, ia menyadari ada yng salah dengan dirinya. Bentuk badannya jauh berbeda dengan kelompoknya, para woodtroll. Sehingga tak jarang ia menjadi bulan-bulanan teman temannya. Walaupun ayah dan ibunya berusaha menyemangatinya namun ia tetap saja merasa berbeda

Sampai suatu hari tibalah waktu bagi Twig untuk memulai petualanganya sendiri. meninggalkan rumah, ibu dan ayahnya sesuai dengan tradisi bagi keluarga woodtroll. Tak ada bekal yang dipersiapkan Twig. Ibunya hanya berpesan agar tidak keluar dari jalur karena tak pernah ada yang bisa mengetahui kapan makhluk-makhluk ganas itu muncul.

Petualangan pun dimulai!
Satu persatu makhluk di Deepwoods muncul. Tak hanya ingin melukai Twig mereka juga berniat menjadikan anak laki-laki itu sebagai mangsa yang dilumat ataupun ditelan bulat-bulat. Cacing terbang, pohon Hammelhorn dan Rotsucker hanyalah sebagian dari para pemangsa yang mengincar Twig.

Petualangan ini mengajarkan banyak hal pada Twig. Menggunakan pisau yang dibawanya sejak meninggalkan rumah sampai lari sekencang-kencangnya. Walau tak berlangsung lama, perjalanan ini menuntun Twig bertemu beberapa penghuni Deepwoods yang menjadi teman perjalanannya. Banderbear adalah salah satunya.

Jarak yang ditempuh ole Twig benar benar panjang. Saya jadi sering membolak balik peta yang ditempatkan di halaman depan memastikan bahwa Deepwoods benar-benar luas. Dari ilustrasi yang ada, makhluk –makhluk mengerikan yang ditemui Twig dalam hitungan beberapa detik, membuat saya terus berharap agar Twig segera keluar dari wilayah yang sangat sepertinya tak pernah berujung dan bertemu dengan orang –orang normal. Setidaknya yang tidak punya niat untuk menyantap setiap benda yang nampak di depan mata mereka.

Sungguh melelahkan mengikuti petualangan yang mengerikan sekaligus seru ini. Tak pernah ada buku seperti ini sebelumnya yang menyajikan begitu banyak makhluk tak berperasaan. Dari bentuk yang kecil sampai yang paling besar. Jika dibandingkan, mungkin Amazon saja kalah.

The Edge Chronicles :Beyond the Deepwoods
Teks dan Ilustrasi: Paul Steward &Chriss Riddell
Penerjemah: Meithya Rose Prasetya
Penerbit: Penerbit Matahari
Cetakan I: Mei 2007
Tebal: 502 hlm

No comments:

Post a Comment