Petualangan
Torak dimulai lagi. Setelah menunaikan semua janji pada Fa, ia masih
harus berjuang untuk memecahkan misteri dibalik semua tragedi yang telah
merenggut nyawa beberapa orang. Ia tahu bahwa Pemakan Arwah bertanggung
jawab untuk masalah ini. sayangnya untuk mencari jejak mereka bukanlah
hal yang gampang. Alih-alih menemukan mereka, nyawa Torka bahkan bisa
terancam. Ia sendiri tak pernah tahu seberapa besar kekuatan kelompok
itu. Yang jelas dengan kekuatan yang dimilikinya sekarang ia tahu tak
mungkin menghadapinya seorang diri. beruntung Klan Gagak bersedia
menampungnya. Setidaknya selama beberapa purnama setelah insident
beruang jahat itu berlalu, Torak bisa merasa sedikit tenang. Ia bisa
belajar beberapa hal baru.
Namun semua keadaan tiba – tiba berubah. suatu wabah penyakit menyerang seluruh klan di hutan. Tak terkecuali Klan Gagak. Korban mulai berjatuhan. Tak ada yang tahu apa penyebabnya. Para dukun pun tidak punya obat manjur untuk menyembuhkan mereka. Kematian demi kematian tak dapat dihindari.
Kecurigaan Torak tentu saja tak jauh – jauh dari para Pemakan Arwah. Karena menurutnya hanya mereka yang mampu melakukan hal – hal nista semacam ini. Akhirnya Torak pun memutuskan untuk mencari obat penawar dari penyakit misterius ini. Secara diam – diam ia meninggalkan Klan Gagak.
Tak mudah untuk melakukan pencarian. Walau akhirnya ia mendapatkan petunjuk. Obat yang dicarinya akan didapatkannya di laut, daerah kekuasaan beberapa Klan yang sangat misterius.
Dibandingkan dengan Wolf Brother, petualangan Torak di Spirit Walker jauh lebih menarik. Banyak hal – hal baru tentang Klan dan rahasia diri Torak yang terungkap di buku ini. Torak juga banyak belajar hal baru. Pengetahuan adalah Kekuatan, kata salah satu dukun yang menjadi cambuk buat Torak dan saya sebagai pembaca.
Kembali tentang kehidupan klan, ada satu yang membuat saya penasaran adalah pola makan mereka. Berburu adalah cara yang mereka tempuh untuk bertahan hidup. Buah-buahan yang tumbuh liar di hutan juga menjadi bagian yang melengkapi daging –daging yang dihidangkan. Beragam cara untuk memasak daging buruan . yang paling aneh adalah daging yang dikeringkan dan dapat disimpan selama berbulan – bulan. Kalau dibayangkan daging kering itu mungkin semacam dendeng. Tapi kalau sampai bertaan lama. saya ragukan kelezatannya. Yang menarik adalah cara mereka memperlakukan binatang buruan. Mungkin karena pengaruh kepercayaan mereka pada kekuatan roh. Ada ritual tertentu sebelum akhirnya menguliti dan memanfaatkan semua bagian.
Sayangnya tak ada lagi ilustrasi di setiap babnya. Entah karena di buku aslinya tak lagi mencantumkan ataukah sengaja dihilangkan oleh Penerbit Matahati. Tapi dari keterangan di halaman depan terdapat nama sang ilustrator. Yang tersisa hanyalah gambar peta saja.
Chronicles Ancient Darkness: Spirit Walker
Penulis: Michelle Paver
Penerjemah: Dhany Setiawan
Penerbit: Matahati
Cetakan: II, Januari 2007
Tebal: 376
Namun semua keadaan tiba – tiba berubah. suatu wabah penyakit menyerang seluruh klan di hutan. Tak terkecuali Klan Gagak. Korban mulai berjatuhan. Tak ada yang tahu apa penyebabnya. Para dukun pun tidak punya obat manjur untuk menyembuhkan mereka. Kematian demi kematian tak dapat dihindari.
Kecurigaan Torak tentu saja tak jauh – jauh dari para Pemakan Arwah. Karena menurutnya hanya mereka yang mampu melakukan hal – hal nista semacam ini. Akhirnya Torak pun memutuskan untuk mencari obat penawar dari penyakit misterius ini. Secara diam – diam ia meninggalkan Klan Gagak.
Tak mudah untuk melakukan pencarian. Walau akhirnya ia mendapatkan petunjuk. Obat yang dicarinya akan didapatkannya di laut, daerah kekuasaan beberapa Klan yang sangat misterius.
Dibandingkan dengan Wolf Brother, petualangan Torak di Spirit Walker jauh lebih menarik. Banyak hal – hal baru tentang Klan dan rahasia diri Torak yang terungkap di buku ini. Torak juga banyak belajar hal baru. Pengetahuan adalah Kekuatan, kata salah satu dukun yang menjadi cambuk buat Torak dan saya sebagai pembaca.
Kembali tentang kehidupan klan, ada satu yang membuat saya penasaran adalah pola makan mereka. Berburu adalah cara yang mereka tempuh untuk bertahan hidup. Buah-buahan yang tumbuh liar di hutan juga menjadi bagian yang melengkapi daging –daging yang dihidangkan. Beragam cara untuk memasak daging buruan . yang paling aneh adalah daging yang dikeringkan dan dapat disimpan selama berbulan – bulan. Kalau dibayangkan daging kering itu mungkin semacam dendeng. Tapi kalau sampai bertaan lama. saya ragukan kelezatannya. Yang menarik adalah cara mereka memperlakukan binatang buruan. Mungkin karena pengaruh kepercayaan mereka pada kekuatan roh. Ada ritual tertentu sebelum akhirnya menguliti dan memanfaatkan semua bagian.
Sayangnya tak ada lagi ilustrasi di setiap babnya. Entah karena di buku aslinya tak lagi mencantumkan ataukah sengaja dihilangkan oleh Penerbit Matahati. Tapi dari keterangan di halaman depan terdapat nama sang ilustrator. Yang tersisa hanyalah gambar peta saja.
Chronicles Ancient Darkness: Spirit Walker
Penulis: Michelle Paver
Penerjemah: Dhany Setiawan
Penerbit: Matahati
Cetakan: II, Januari 2007
Tebal: 376
No comments:
Post a Comment