Thursday, 13 December 2012

Review: Pet’s Revenge - Charles Ogden




Spoiler Alert!!!!

Siapa pun yang telah mengikuti kisah ini sejak awal pasti mengenal Pet, binatang berambut dan bermata satu berwarna kuning yang selalu menjadi korban kejahilan Edgar dan Ellen di saat mereka tak punya mainan baru ataupun saat dilanda kebosanan. Mereka seakan tak pernah peduli akan rasa sakit yang mungkin saja dialami oleh Pet. Lihat saja ketika mereka menjadikan Pet sebagai pengganti Shuttle Cock.

Sial bagi Pet, tak peduli di manapun ia bersembunyi, Edgar dan Ellen dengan mudah menemukan tempat persembunyiannya. Mereka seakan memiliki sensor yang dapat mendeteksi keberadaan makhluk malang itu. Bahkan dengan mudah mereka merasakan perbedaan yang belakangan terjadi pada Pet. Tidak hanya terlihat lebih lincah dalam setiap usahanya untuk kabur, bahkan pernah sekali mereka memergoki Pet yang menyelinap ke dalam Laboratorium. Pertanyaan Edgar dan Ellen pun terjawab dengan mudah, ketika tahu bahwa balsemlah yang selama ini memberi kekuatan baru bagi Pet kesayangan mereka. Sayangnya ada satu rahasia lagi yang tidak mereka ketahui.

Bosan dengan Pet yang mulai bertingkah, Edgar dan Ellen mengalihkan perhatian mereka pada bangunan baru yang tidak jauh dari rumah mereka. Hotel Knightlorion begitu gedung yang arsitekturnya mirip dengan rumah bobrok mereka. pembagian tugas pun dimulai. Edgar dengan menyamar sebagai karyawan hotel mengangkut kopor – kopor berisi tikus –tikus menjijikan untuk disebar di seluruh ruangan. Ellen sendiri mengendap – ngendap menuju tempat penyimpanan makanan. Ia bermaksud menaikkan suhu ruangan tersebut agar semua makanan beku rusak. Namun tiba tiba saja sesuatu yang aneh terjadi pada Ellen. Alih- alih memutar tombol pengatur ruangan pada thermostat, ia malah meninggalkan ruangan penyimpanan makanan tanpa melakukan apapun. Bukan satu hal yang biasa bagi anak sejahil Ellen meninggalkan misinya begitu saja.

Di rumah, tingkah Ellen ternyata semakin aneh. Bukannya mengusir, Ellen malah menyambut baik ketika Judith Stainswort Knightleigh, istri sang walikota dan anak perempuannya Stephani, yang juga musuh besar Ellen, datang berkunjung. Bahkan dengan mudah ia menyetujui semua rencana Mrs. Knightleigh untuk merombak rumah mereka dalam acara Rumah Yang Lebih Bagi dari Milik Anda. Tentu saja hal itu membuat Edgar bahkan Stephanie menjadi sangat terkejut. Namun dengan cepat Edgar membuang semua pikiran buruk mengenai kakaknya. Ia berpikir bahwa ini hanyalah salah satu siasat Ellen untuk kejahatan berikutnya. Namun rasa optimisnya itu mulai berguguran satu demi satu ketika melihat sikap aneh Ellen lainnya.

Edgar mulai memergoki Ellen mulai membersihkan badan. Namun tidak ada yang membuat Edgar lebih shocked ketika tahu bahwa Ellen akan menghadiri pesta piama yang diadakan Stephanie di kediaman Knightleigh. Bahkan dengan mata kepalanya sendiri ia menyaksikan Ellen dengan asyiknya bermain bersama Stephanie dan teman – temannya. Padahal sebelumnya mereka berada dalam list orang – orang yang paling dibenci Ellen. Edgar benar – benar lemas dibuatnya. Kakak perempuan yang juga teman dalam melakukan semua kejahatannnya selama ini telah hilang bahkan kini berbalik menjadi musuh. Pengkianatan Ellen benar – benar keterlaluan.

Dari keempat seri Si Kembar Nakal, saya lebih suka menyebutnya Kembar Beracun, buku ini memberi sesuatu berbeda. Saya benar- benar menyukai perubahan yang terjadi ada diri Ellen. Bahkan perubahan pada alisnya yang selama ini runcing. Apalagi melihat Edgar yang menjadi nelangsa karenanya. Bukan hal yang sering terjadi dalam keidupan mereka. Walau semua itu tak berlangsung lama. Sedih rasanya melihat rencana untuk merombak rumah bobrok itu gagal.

Misteri demi Misteri dari buku sebelumnya juga mulai terungkap di buku ini. Namun tetap saja ada hal – hal yang masih belum bisa dipecahkan oleh kembar beracun ini.Tak sabar rasanya membaca High Wire, kisah mereka berikutnya. Tentu saja dengan kenakalan – kenakalan baru. 

Edgar & Ellen Si Kembar Nakal: Pet’s Revenge
Penulis: Charles Ogden
Penerjemah: Meithya Rose
Penyunting: Nat Nat
Penerbit: Matahati
Cetakan: I, Agustus 2008
Tebal: 224 hlm


No comments:

Post a Comment