Ini dongeng untuk orang dewasa. Alkisah, di padang-padang rumput Inggris yang tenang, lama berselang, ada sebuah desa kecil yang selama 600 tahun berdiri di atas tonjolan batu granit. Di sebelah timur desa itu ada tembok batu yang tinggi. Itu sebabnya desa itu dinamai desa Tembok. Di desa itu, pemuda Tristran Thorn jatuh cinta pada si cantik Victoria Forester. Dan di sini pula, pada suatu senja bulan Oktober yang dingin, Tristran membuat janji pada si gadis. Janji gegabah yang membawanya berkelana ke negeri di balik tembok, menyeberang padang rumput, masuk ke Negeri Peri. Dan di sana dimulailah petualangan paling mendebarkan dalam hidupnya (Goodreads)
Di
suatu masa ketika para peri, goblin, naga, basilisk, ribuan makhluk
aneh dan tentu saja penyihir jahat masih berkeliaran, berdiri sebuah
desa kecil selama enam ratus tahun di atas tonjolan batu Granit. Desa
itu disebut Desa Tembok. Nama yang diambil karena di bagian timur desa
tersebut terdapat sebuah tembok batu klabu yang sangat tinggi. Merentang
dari hutan dan kembali memasuki hutan. Hanya ada satu celah dari tembok
itu. Padang rumput luas menghijau terlihat jelas melalui celah itu.
Sayangnya tak mudah untuk masuk celah itu. Karena secara turun temurun,
ratusan bahkan ribuan tahun, celah itu diawasi oleh dua penjaga. Mereka
benar benar tahu apa yang harus dilakukan pada orang –orang yang nekat
melanggar aturan. Walaupun penjagaan sedikit dilonggarkan ketika
perayaan musim semi berlangsung, perayaan yang hanya diselenggarakan
selama sembilan tahun sekali di padang rumput dibalik tembok
Tristran
Thorn, bayi yang lahir beberapa bulan setelah pesta musim, tumbuh
menjadi seorang pemuda yang tak bisa melepaskan padangannya sedikitpun
dari Victoria Forester, gadis yang diyakininya sebagai perempuan yang
tercantik. Untuk masalah yang satu itu, Tristran tentunya tak sendirian,
semua lak laki di Desa Tembok juga mengagumi kecantikan Victoria
Forester. Wanita ini sendiri tak pernah menanggapinya serius siapapun
yang mendekatinya. Sampai suatu malam di bulan oktober, Miss Forester
berjanji akan memenuhi semua yang diinginkan Tristran asalkan ia
berhasil mendapatkan bintang jatuh. Arah jatuhnya ternyata ke sebelah
timur dan itu berarti Tristran harus melewati celah yang dijaga ketat..
Dengan memegang janji Miss Forester, Tristan nekat mencarinya di antara
lebatnya hutan misterius
Di
saat Miss Forester melihat bintang jatuh, ternyata di tempat yang lain,
ada tiga wanita tua yang juga menyaksikan hal yang sama. Seperti wanita
yang dikagumi Tristran, mereka tak lain adalah para penyihir, yang tak
hanya menginginkan bintang jatuh, mereka bahkan telah lama menunggu
peristiwa ini. Bintang jatuh ini ternyata mempunyai khasiat tersendiri.
Yang jelas mampu membuat mereka kembali menjadi muda.
Tristran
nampaknya harus berburu dengan waktu. Karena tak hanya tak memiliki
arah maupun petunjuk di mana tepatnya bintang tersebut jatuh. Namun ia
juga harus berhsaing dengan salah satu penyihir yang memiliki kekuatan
yang tidak dapat dianggap enteng. Tak hanya itu, karena masalah sendiri
pun datang dari sang bintang jatuh yang ternyata bentuknya tak seperti
yang ia bayangkan.
**
Kalau
bukan karena postingan Echan tentang film Stardust, mungkin buku ini
akan tetap tidak saya selesaikan. Mengingat buku – buku lain yang lebih
menggiurkan membuat saya mampu berpaling setelah membaca buku ini
beberapa bab. Thanks Echan. Semoga filmnya ga kalah dengan bukunya. Ally
pengen lihat scene yang memperlihatkan perayaan musim semi setiap
sembilan tahun sekali itu. hehehe
Stardust
adalah buku Neil Gaiman yang pertama kali saya baca. Tidak ada komentar
yang lebih untuk buku yang satu ini. Yang jelas, saya sangat menyukai
caranya menuturkan cerita. Sayangnya mahkluk hutan yang muncul masih
kurang. Walau begitu tetap membuat saya jadi penasaran dengan ANANSI
BOYS. Banyak yang bilang buku yang satu ini jauh lebih menarik. Satu –
satunya cara untuk mengetahuinya tentu tidak lain adalah dengan segera
melahapnya. Fuh..semoga tidak harus menunggu buku ini difilmkan terlebih
dahulu.
Stardust
Judul Indonesia: Serbuk Bintang
Penulis: Neil Gaiman
Penerjemah: Femmy Syahrani Ardiyanto dan Herman Ardiyanto
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, Januari 2007
Tebal : 256 hlm
No comments:
Post a Comment