Wednesday, 12 December 2012

Review: The Subtle Knife - Philip Pullman




Will baru berumur dua belas tahun tapi telah membunuh orang. Sekarang ia sendirian, dalam pelarian, bertekad menemukan fakta yang sebenarnya tentang ayahnya yang hilang.

Lalu Will memasuki jendela yang menuju ke dunia lain, dan mendapat teman baru---gadis kecil liar dan aneh bernama Lyra. Seperti Will, gadis itu punya misi yang akan dilaksanakannya dengan risiko apa pun.

Tapi dunia Cittagazze ajaib dan meresahkan. Spectre yang mengisap jiwa dan mematikan gentayangan di mana-mana, sementara jauh di atas, samar-samar terdengar kepakan sayap para malaikat.

Dan di Torre degli Angeli yang misterius bersembunyi rahasia paling penting Cittagazze---benda yang membuat orang-orang dari banyak dunia rela melenyapkan nyawa orang lain untuk mendapatkannya...


Lyra dan pantailamon memasuki dunia baru yang membuatnya bertanya tanya. Karena Kota yang tidak menunjukkan tanda tanda kehidupan. Kota ini dipenuhi oleh kesunyian luar biasa. Tak ada kicauan burung, tak ada serangga, tak ada apa apa. Sangat ironis jika melihat semua gedung yang berdiri di atas tanahanya.

Sampai setelah beberapa hari, Sesuatu membuat Lyra sangat terkejut, Lyra bertemu dengan seorang anak laki laki tanpa daemon yang mendampinginya ,bernama Will Parry, yang ternyata berasal dari Oxford yang sama dengan Oxford dimana Akademi Jordan berdiri walau berbeda beberapa tahun lamanya.Awalnya Lyra menyimpan setumpuk kecurigaan namun akhirnya merasa lebih baik setelah bertanya pada Alethiometer tentang diri Will, terutama ketika Alethiometer memberi tahu bahwa Lyra harus membantu Will mencari Ayahnya.

Bersama Will, akhirnya Lyra mengetahui bahwa kota yang sangat sunyi itu bernama Cittàgazze, setelah bertemu dengan dua kakak beradik Angelica dan Paolo. Dari mulut mereka pula, Lyra dan Will mengetahui bahwa kota ini dipenui oleh Specters yang telah membunuh semua orang dewasa sehingga kota ini hanya dipenuhi oleh anak anak. Tak ada yang tahu pasti bagaimana bentuk Specters, karena anak –anak tak dapat melihat wujud mereka.

Suatu hari, Will mengajak Lyra ke Oxford-nya. Sementara Will berusaha mencari tahu detail mengenai ayahnya diperpustakaan memeriksa beberapa artikel yang ebrubunagn dengan ayahnya, John Parry yang dilanjutkannya dengan mencari surat surat yang dikirimkan ayah untuk ibunya.Will membiarkan Lyra menjelajahi Oxfordnya

Setelah sekian lama berkeliling, akhirnya Lyra memasuki sebuah museum dan bertemu seorang pria yang memperkenalkan dirinya sebagai Mr Charles yang memberinya sebuah kartu nama sebelum Lyra meninggalkannya. Dengan bantuan Alethiometer, Lyra diperintahkan untuk menemui seorang cendikiawan. Setelah beberapa sat berkeliling Lyra bertemu Dokter Mary Malone yang ternyata meneliti Materi Gelap- bayangan yang dikenal Lyra sebagai Debu. Melalui sebuah komputer, Dr Malone bisa mengukur kadar bayangan sebuah object. Melalui Alethiometer, Lyra mengetahui bahwa, Mesin Dr Malone, I-Ching dan bahkan Alethiometer secara bersama sama berkomunikasi dengan Debu.

Sementara itu, Lee Scoresby, Ruta Skadi dan Serafina Pekkala berunding bersama dan sepekat untuk menyelamatkan Lyra. Mereka bertiga pun membagi tugas. Lee Scoresby mencari Stanilais Grumman yang bisa menjelaskan keberadaan suatu benda penting, Ruta Skadi mencari Lord Asriel sedangkan Serafina pekkala bersama penyihir lain pergi ke Cittàgazze untuk mencari dan melindungi Lyra.

Sehari setelah kembali Cittàgazze, diam-diam Lyra masuk ke Oxford-Will. Dia bermaksud untuk bertemu dengan Dr Malone. Begitu samapi di ruang milik Dr Malone, ternyata di sana ada beberapa polisi yang menanyainnya beberapa pertanyaan dan tanpa sadar Lyra membeberkan beberapa tentang Will. Untung saja dia berhasil melarikan diri dengan bantuan Doketer Malone. Di luar, Lyra bertemu dengan Mr Charles yang memberikannya tumpangan. Begitu keluar dari mobil, Lyra baru menyadari bahwa Alethiometer tak berada ditempatnya. Dengan penuh penyesalan, Lyra kembali ke Cittàgazze dan memberitahu Will. Bersama Will, akhirnya Lyra menuju ke rumah Mr Charles. Dan seperti yang telah mereka perkirakan, Alethiometer berada di tangan Mr Charles, yang oleh Lyra dikenali sebagai Lord Boreal.

Mereka diharuskan mencari Pisau yang memiliki kekuatan gaib jika ingin Alethiometer milik Lyra kembali. Tak ada jalan lain selain melakukan apa yang di syaratkan oleh Mr Charles, Lyra dan Will kembali ke Cittàgazze. Mereka menuju menara yang dicurigainya berpenghuni. Ternyata di dalam menara ada dua orang pria. Will berhasil mengambil Pisau Gaib dari salah satu pria yang selanjutnya diketahui sebagai kakak Angelica. Beberapa menit memegang Pisau tersebut, jari manis dan jari kelingking Will terpotong. Yang menurut penjelasan pemilik sebelumnya, pisau tersebut telah memilih pemiliknya yang baru. Dari pria tersebut, Will dan Lyra tahu bahwa Pisau Gaib bisa membuka jendela yang menghubungkan mereka ke dunia lain. Dan alasan mengapa Lyra dan Will bisa berada di Cittàgazze tak lain karena jendela yang dibuka oleh Pisau Gaib tersebut dan tak ditutup kembali. Setelah mengerti cara kerja Pisau Gaib ini, Will dan Lyra berhasil mendapatkan kembali Alethiometer dari tangan Mr Charles yang kedatangan tamu yang tak pernah diduga, Mrs Coulter.

Lee Scoresby berhasil menemukan Stanilais Grumman yang ternyata juga hendak mencari pemegang Pisau Gaib. Grumman ingin meminta bantuannya sehingga ia bisa pulang ke dunianya. Ketika sampai di Cittàgazze Mereka dikerja oleh sekawanan pasukan Gereja yang mengendarai Zeppelin. Grumman berhasil menyelematkan diri namun tidak halnya dengan Lee Scoresb yang harus bertarung melawan mereka. Dilain pihak, Serafina Pekalla berhasil menemukan Will dan Lyra. Namun harus meninggalkan mereka ketika mendengar panggilan Lee Scoresby.

Sepeninggalan Serafina, Will dan Lyra memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.
Ketika malam tiba, mereka memutuskan untuk beristirahat. Tiba tiba ada tangan yang mencengkram Will. Dengan gesit Will berusaha untuk mempertahankan diri dan menyerang Pria pemilik tangan tersebut. Pria yang membawa banyak kejutan bagi Will. Dan tak berhenti disitu saja. Begitu kejutan satu berakhir kejutan berikutnya datang. Tak satupun dari ejutan itu yang membuat Will senang.

******

Tak hanya Will. Tapi juga sebagai pembaca saya begitu terkejut. Sampai harus membaca ulang bab-bab terakhir saking tak mempercayai apa saja yang terjadi.

Buku ini membuat saya ingin segera menuntaskan buku ketiga.

Ingin rasanya meminta bantuan Will untuk membuka jendela-jendela lain. Bisa ke Jepang menikmati indahnya sakura,dan tempat-tempat indah lainnya ataupun melompat ke masa lalu dan tentu saja bisa ikut gathering EMO kids ataupun bertemu Kobo. 

The Subtle Knife (His Dark Material 2)
Penulis: Philip Pullman
Penerjemah: B. Sendra Tanuwidjaja
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 408 Hlm
Cetakan: I, January 2007

No comments:

Post a Comment