Wednesday, 12 December 2012

Review: Lion Boy - Zizou Corder



Charlie Ashanti bukan anak biasa. Ia bisa berbicara bahasa Kucing. Ia menganggap kemampuan itu biasa saja---tapi saat ibu dan ayahnya menghilang, ia hanya bisa mengandalkan Kucing. Dengan tekad menemukan orangtuanya, diam-diam Charlie menumpang kapal Sirkus besar yang berlayar ke Paris. Di kapal ia bertemu enam Singa angkuh dan anggun, yang butuh bantuannya. Dengan bahaya mengancam dan ketidakpastian membentang di depan, mereka bersama-sama menempuh petualangan terhebat sepanjang masa.
Sejarah mencatat, hanya Nabi Sulaiman-lah yang mampu berbicara dengan para hewan. Tak pernah ada lagi nama seseorang yang tercatat setelah beliau, yang mengerti bahasa kucing apalagi di saat yang sama teknologi handphone telah berkembang dengan pesat.


Namun tak ada ada hal yang tak mungkin jika semua hal tersebut terjadi di negeri fantasi. Hal – hal apapun diijinkan sehingga tak perlu bertana bagaimana kejadian aneh,ajaib dan yang tidak masuk akan, bahkan konyol sekalipun dapat terjadi dengan mudahnya.

Selain keanehan yang berhubungan dengan bahasa kucing, di kota tempat tinggal Charlie, Mobil-mobil berbahan bakar bensin tak diijinkan lalu lalang di sekitar pemukiman rumah. Alasannya hanya satu, hasil pembakaran kendaran merupakan penyebab utama anak-anak menderita asma.

Keanehan tak berhenti sampai disitu, lihat saja gelar yang dimiliki oleh ibu Charlie, Professor Magdalena Stark, PhD, MD, PQRST, LPO, TP. Kalau dua gelar pertama sih masih wajar, tapi yang berikutnya jelas memancing rasa geli. Di buku ini ibu charlie memang digambarkan sebagai ilmuwan. Mereka memiliki sebuah laboratorium di dalam rumah. walau begitu bukan berarti Charlie diijinkan berkeliaran seenaknya di dalam ruangan tersebut. Sehingga ia tak tahu banyak apa saja yang dikerjakan ibunya.

Kehidupan di negeri fantasi tersebut dianggap Charlie sebagai kehidupan yang menyenangkan. Salah satu alasan adalah kasih sayang ayah dan ibunya. Charlie tak pernah sadar betapa ia menyayangi keduanya sampai suatu hari ibu dan ayahnya menghilang tiba-tiba. Walaupun ada surat pemberitahuan yang mereka tinggalkan, Charlie tahu bawa ada sesuatu yang buruk yang menimpa keduanya. Karena semua kata-kata yang tertulis bukanlah bahasa yang biasa digunakan keduanya.

Yang aneh Rafi, anak laki-laki yang juga tetangga mereka, tiba-tiba muncul di rumah mereka. Padahal sebelumnya, jangankan menyapa, Rafi bahkan seakan tak pernah menganggap Charlie ada. Rafi dengan manisnya menjemput Charlie untuk tinggal di rumahnya selama ayah dan ibunya berpergian. Untung saja kucing peliharaan yang juga telah menjadi bagian keluarga Charlie menceritakan cerita yang sebenarnya. Yah, Sejak kecil charlie memang dengan mudah mengerti setiap kata yang diucapkan para kucing.

Karena tak mungkin begiu saja melarikan diri, akhirnya Charlie setuju untuk ikut bersama Rafi. Begitu yakin bahwa semua penghuni rumah terlelap, Charlie diam-diam meninggalkan rumah Rafi dan memulai perjalanan mencari jejak kedua orang tuanya. Informasi yang diberikan oleh pada kucing menjadi satu-satunya yang dapay diandalkan Charlie.

Langkah pertama yang dilakukannya adalah menumpang sebuah kapal besar yang berlayar ke Paris. Charlie tak pernah tahu bahwa kapal itu adalah kapal sirkus besar dan terkenal, sampai ia keluar dari tempat persembunyiannya karena mendengar sebuah musik yang begitu nyaring hingga nyaris memekakkan telinganya.

Begitu keluar dan melihat keadaan kapal selam beberapa menit, dengan cepat seseorang mengenali keberadaannya sebagai penumpang gelap. Charliepun digiring ke ruangan pemilik sirkus. Ia nyaris dibuang begitu saja ditengah laut. Untung saja Charlie mampu menyakinkan Mayor Tib untuk mempekerjakannya.

Rasa lega karena tak perlu dibuang keluar dari kapal dengan cepat menguap ketika ia tahu bahwa posisi lowong saat itu adalah asisten pelatih Singa. Tak hanya satu atau dua, ia harus membantu mengurusi enam singa sekaligus. Pekerjaan ini tak mudah. Karena salah sedikit, nyawa Charlie bisa melayang dalam sekejap. Padahal informasi tentang kepastian keberadaan orang tuanya belum didapatkannya, ia harus dipusingkan dengan urusan enam ekor singa yang angkuh.

Buku pertama yang menceritakan petualangan Charlie ini saya akui cukup menarik. Apalagi yang berhubungan dengan kemampuannya untuk mengerti ucapan para kucing. Tak hanya itu bahasa yang ada didalamnya juga kerap kali membuat saya tersenyum simpul. banyak hal-hal menarik yang tak lupa disisipkan oleh sang penulis. Ilustrasi yang terdapat di dalamnya juga digambarkan dengan sangat rapi. Bahkan ada beberapa catatan not musik yang ternyata dikumpulkan menjadi satu dan dipasarkan melalui www.fabermusic.com.

Point tertinggi juga saya berikan pada bab yang bercerita mengenai sirkus. Saya memang menyukai hal –hal yang berhubungan dengan dunia pertunjukan itu. Kepiawaian mereka memang selalu mengagumkan. Setelah membaca dari wikipedia, ternyata ada bagian yang diambil penulis dari dunia nyata.

Bermain –main di negeri fantasi memang menyenangkan. Tak pernah ada batasan yang diberikan. Sehingga semua hal yang diinginkan penulis bisa terjadi di negeri ini dan tentu saja tak perlu menuai protes dari siapa pun. Petualangan Charlie berikutnya dapat dipastikan tak kalah menarik.

Lion Boy: Petualangan Dimulai
Penulis: Zizou Corder
Alih Bahasa: B. Sendra tanuwidjaja
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, Agustus 2006
Tebal: 288 hlm

No comments:

Post a Comment