Dongeng ini diperuntukkan bagi orang dewasa,
terutama yang masih ingat saat – saat ketika masa kanak – kanak mulai berlalu
dan jalan menuju kedewasaaan telah terbentang
(resensi di sampul belakang)
David,
anak laki - laki yang menjadi tokoh utama di buku ini. Berbagai macam
ritual dilakukan demi kesembuhan ibunya. Berdoa, tidak berisik saat
melakukan segala sesuatu, mendahulukan kaki kiri saat turun dari tempat
tidur, menghitung sampai dua puluh kali saat menggosok gigi, sampai
menyentuh keran – keran di kamar mandi ataupun gagang pintu dilakukan
agar ibunya bisa bertahan lebih lama. Sayangnya kekuatan penyakit yang
telah lama bersarang di tubuh ibunya jauh lebih kuat. David hanya bisa
menangis tersedu ketika kehidupan perempuan cantik yang sangat
disayanginya itu berakhir.
Setelah
kehilangan ibu, David tidak mau mengambil resiko kehilangan ayahnya.
Rutinitas yang sama terus dijalankannya. Walau tidak sedisiplin dulu.
Sayang, seperti saat mengusahakan hal yang sama untuk nyawa ibunya,
semua rutinitas itu ternyata juga tidak bekerja untuk ayahnya. Hanya
dalam lima bulan, tiga minggu dan empat hari setelah ibunya meninggal,
kini hadir wanita lain dalam kehidupan ayahnya, Rose, Bahkan ketika
David belum siap menghadapi semua yang ada di depan mata. Seakan ingin
kemalangan David, sejak mengetahui Rose akan menggantikan posisi ibunya,
suara – suara aneh yang berasal dari buku miliknya mulai muncul di
kepala David.
Hal buruk berikutny adalah ketika mengetahui bahwa ayahnya akan menikahi Rose.
Seakan
tak cukup mengalihkan perhatian ayahnya dari kenangan ibunya, kini Rose
hadir bersama bayi laki-laki yang diberi nama Georgie. Sehingga tidak
perlu heran jika tidak sekalipun David mencoba untuk
bersikap ramah pada Rose. Hubungan mereka tak kunjung membaik, bahkan
ketika pindah ke rumah Rose, David di beri kamar yang berisi penuh
dengan beragam macam buku. Tentu saja David menyukainya, walau itu
berarti suara bising di kepalanya akan bertambah dan erang dingin dengan
Rose tak juga berakhir.
David
tahu bahwa percuma saja jika harus menghabiskan waktu untuk memikirkan
Rose dan George. Maka buku – buku yang tua dan aneh menjadi pilihan
David untuk melupakan mereka berdua. Dibandingkan buku koleksinya,
Dongeng – dongeng di buku – buku tua itu jauh lebih mengerikan. Bahkan
tak jarang David sampai memimpikannya. Mengherankan ketika ternyata
David semakin tertarik dan bertanya – tanya siapakah Jonathan Tulvey,
yang namanya ada dibalik dua sampul buku.
Satu
– satunya jalan untuk mendapatkan jawaban tentu saja dengan bertanya
pada Rose,yang juga berarti ia harus mengenyampingkan rasa tak sukanya.
Dari penjelasan Rose, Jonathan Tulvey ternyata adalah paman Rose yang
menghilang begitu saja ketika ia berumur empat belas tahun bersama
seorang anak perempuan kecil bernama Anna.
Hari
demi hari sejak itu, keanehan demi keanehan terjadi.Seperti munculnya
seorang pria pendek dan bungkuk dengan penampilan yang sangat
mengerikan, munculnya suara perempuan yang mirip dengan suara ibunya
yang membuatnya sampai tersesat ke dalam hutan. Hutan yang ternyata
menghubungkannya dengan dunia lain. Dunia di mana semua dongeng- dongeng
yang pernah dibacanya berubah drastis. Dari kisah si Tudung Merah dan
serigala jahat, Snow White dan 7 kurcaci, Putri Tidur, Hassel dan Gratel
dan masih banyak dongeng lannya menjadi cerita berbeda. Sebagian cerita
itu diperoleh dari seorang tukang kayu yang sempat menyelamatkan
jiwanya
Dari
cerita seorang tukang kayu jugalah, David negeri ini dipimpin oleh
seorang Raja tua dan satu – satunya cara untuk menemukan jalan pulang
adalah dengan menghadap kepadanya. Sayangnya perjalanan menuju istana
sang raja tidak mudah. David harus berhadapan dengan makhluk – makhluk
mengerikan yang tidak segan – segan melukai bahkan membunuhnya.
Awalnya
saya tak pernah menyangka kalau buku ini akan menjadi buku fantasy yang
penuh dengan kejutan. Bagian yang paling menarik tentu saja lembaran –
lembaran yang menuliskan dongeng – dongeng yang isinya benar-benar aneh.
Membuat saya tidak sabar untuk mengetahui bagaimana
dongeng berikutnya setelah membaca bagian pertama yang diceritakan oleh
tukang kayu. Bahkan ketika cerita telah habis, saya masih berharap akan
mendapat yang lain. Hingga akhirnya terpikir untuk membuat cerita
sejenis namun diangkat dari dongeng dari negeri sendiri. Pastinya tidak
kalah seru.
Satu hal yang menjadi satu catatan ketika sampai di halaman terakhir buku ini adalah bagaimana membuka mata, telinga dan hati lebih lebar. Sehingga semua hal bisa menjadi lebih jelas.
The Book of Lost Things
Judul Indonesia: Kitab Tentang Yang Telah Hilang
Penulis: John Connolly
Penerjemah: Tanti Lesmana
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, Agustus 2008
Tebal: 472 hlm
No comments:
Post a Comment