Saturday 15 December 2012

Review: Sweetly - Jackson Pearce


Dua belas tahun lalu, Gretchen, saudari kembarnya, dan Ansel, abangnya berjalan-jalan ke hutan. Mereka bertemu dengan makhluk mengerikan. Entah penyihir atau monster mereka tidak tahu. Mereka tunggang langgang melarikan diri dari kejaran si makhluk. Gretchen dan Ansel selamat, tetapi saudari kembarnya lenyap.

Beberapa tahun kemudian, mereka pindah ke Live Oak, sebuah kota yang nyaris ditinggalkan penduduknya. Keduanya tinggal di rumah Sophia Kelly, pemilik toko cokelat yang jelita. Gretchen dan Ansel mulai melupakan masa lalu mereka yang kelam, hingga Gretchen bertemu Samuel. Dia berkata kalau penyihir masih bersembunyi, mengintai dari hutan, memangsa para gadis setiap kali Sophia menggelar festival cokelat.

Gretchen memutuskan untuk melawan. Dia ingin tahu kenapa saudari kembarnya yang lenyap sementara dia selamat. Dan dia meyakini satu hal: monster itu akan datang lagi, dan ia takkan pergi sebelum kenyang. (Goodreads)

Tak Semua Hal Semanis Kelihatannya

Setelah menulis Sisters Red yang bercerita tentang kakak beradik Scarlett dan Rosie berburu serigala jadi-jadian, Jackson Pearce kembali dengan Sweetly. Kalau di buku sebelumnya ia memilih Red Riding Hood, di Sweetly Jackson Pearce menulis cerita berdasarkan kisah Hansel, Gretel dan penyihir lengkap dengan rumah kue jahenya.

Awalnya saya berpikir akan kembali menemukan  sosok Scarlet, Rosie dan Silas. Namun petualangan berburu Fenris kali ini membawa saya ke karakter-karakter baru. Jadi bagi yang belum membaca Sisters Red, tidak perlu khawatir. Cerita Sisters Red dan Sweetly berdiri sendiri. Walau keduanya masih terhubung dengan makhluk mengerikan, Fenris.

Ansel, Gretchen, Sophia dan Sam adalah empat karakter penting di buku ini. Semua cerita dilihat dari sudut pandang Gretchen. Rasanya tidak ada yang istimewa dengan karakter yang kerap bercerita bagaimana kesedihan yang ia alami.  Rasa takut dan trauma terhadap hutan juga tidak tampak. Sosok Gretcehn menjadi lebih hidup ketika ia bertemu Sam dan terlibat dalam perburuan Fenris. Terlebih ketika ia berusaha untuk mengungkap rahasia yang disembunyikan Sophia. Sosok Ansel, kakak laki-laki Gretchen, karakter yang diciptakan nyaris tanpa emosi sama sekali. Karena itu juga, kakak beradik rasanya menjadi kata yang tidak pantas diberikan pada Ansel dan Gretchen. Karena sejak halaman pertama mereka tidak nampak seperti kakak beradik. Walau Gretchen berkali-kali menyebut Ansel sebagai kakaknya di setiap kesempatan.  Kesan yang saya tangkap, mereka lebih mirip teman seperjalanan. Tidak lebih.

Dibanding ikatan kakak beradik itu ataupun jalinan kasih antara Sophia dan Ansel, setiap bab yang menceritakan bagaimana hubungan Gretchen dan Sam jauh lebih menarik. Senang rasanya membaca  semua hal yang terjadi pada keduanya. Sam jugalah yang membuat keberadaan Gretchen lebih terasa.

Sophia, perempuan cantik pemilik toko cokelat yang punya segudang rahasia. Satu-satunya yang membuat saya sangat penasaran. Dari cokelat-cokelat yang ia buat sampai semua hal yang ia tutup-tutupi. Dugaan demi dugaan bermunculan. Semua kebaikan dan sikap ramahnya menimbulkan sedikit ketakutan. Kalau-kalau semua hanya topeng. Saya sempat bertanya-tanya kapan ia akan membuka kedok dan mulai melakukan hal-hal jahat pada Ansel dan Gretchen. Sikap Sophia yang misterius nyaris membuat saya percaya dengan semua tuduhan yang terlontar dari Sam ataupun beberapa warga Live Oak yang tersisa. Hal itu juga yang membuat saya tidak sabar untuk sampai ke halaman akhir.

Fenris tidak mendapat banyak peran di sini. Hanya terdapat beberapa bab yang menceritakan pertarungan yang melibatkan makhluk jadi-jadian ini. Kesan seram, buas, licik dan kejam masih terasa. Sayangnya mereka terlihat jauh lebih lemah dan sangat mudah dilumpuhkan. Walau tidak sering muncul, namun kehadiran mereka di bab-bab terakhir cukup seru.

Cover
Walau ada perbedaan warna dengan cover aslinya, tetap suka ngeliatnya. Desain sampul aslinya emang keren.
4/5

Judul: Sweetly
Penulis: Jackson Pearce  
Penerjemah: Melody Violine  
Penerbit: Atria  
Cetakan: I, November 2011
Tebal: 408 halaman

No comments:

Post a Comment