Thursday, 13 December 2012

Review: Sekolah Sihir - Colin Thompson




Lihatlah melalui jendela melengkung yang berkaca buram di kedalaman Patagonia, dan inilah yang akan kalian lihat …

Setiap hari, kelima anak Keluarga Flood menempuh jarak separuh bumi untuk pergi ke Quicklime College, sekolah sihir terbaik. Dan di sekolah tersebut, tidak ada kegiatan sia-sia seperti menaiki sapu terbang. Apalagi hari olahraga akan segera tiba, dan sebelum kalian sempat bertanya-tanya bagaimana cara Satanella yang berkaki empat bisa mengikuti lomba lari tiga kaki, sebuah masalah besar yang lebih mendesak muncul.

Orkward Warlock, anak terjahat di sekolah itu—bersama teman karibnya, Si Katak—berencana membunuh Keluarga Flood—yang sangat ia benci—pada hari olahraga
.
Setelah berkenalan dengan Keluarga Flood di buku pertama. Sekarang saatnya untuk mengetahui sekolah sihir di mana kelima anak Keluarga Flood, Satanella, Merlinmary, Wincflat, Morbit dan Silent, belajar. Valla sebagai anak tertua telah menyelesaikan masa pendidikannya dan sekarang berprofesi sebagai Manajer Bank Darah. Sedangkan yang lain,kecuali Betty, menghabiskan hari – hari mereka di Quiclime College. Betty sendiri belajar di sekolah biasa.

Quicklime College, jangan pernah membandingkan dengan Hogwarts. Walau sama – sama sekolah sihir namun keduanya sangat jauh berbeda. Dari masalah pelajaran, guru bahkan sampai turnamen olahraga yang diadakan. Bahkan murid – murid di sana tidak perlu menghabiskan waktu untuk belajar bagaimana menaiki sapu terbang. Satu yang pasti, Quicklime jauh lebih gelap dan mengerikan.

Sekolah yang terletak di sebuah lembah dan tinggi di atas patagonia ternyata tak pernah ada dalam peta manapun. Sehingga manusia biasa tidak akan pernah menemukan keberadaan para penyihir. Dengan menara- menara runcing dan 365 gargles “indah” pda bagian puncaknya membuat sekolah sihir ini terlihat sangat megah.
Tidak seperti sekolah biasa yang memiliki banyak murid dengan kecenderungan bolos, hanya sedikit murid Quicklime yang ingin melakukan hal tidak terpuji tersebut. bahkan jika mereka sakit, mereka lebh suka berdiam diri di Unit Kesehatan Sekolah daripada pulang ke rumah.

Keistimewaan lain dari sekolah sihir ini juga terdapat pada bus sekolahnya. Bukan kendaraan roda empat atau kereta api. Tapi naga ang dilengkapi dengan tempat duduk dan toilet. Kemampuan terbangnya luar biasa. Dapat dipastikan tidak akan terjadi keonaran. Karena Winchflat sebagai ketua dewan siswa Quicklime dengan mudah mencopot ataupun mengubah bentuk kepala setiap anak yang berani berbuat onar.

Pelajaran sihir di Quicklime sama anehnya dengan para pengajarnya. Menghilangkan Diri yang diberikan oleh guru dengan kebiasaan menghilang tanpa ada pemberitahuan dan selalu muncul tiba - tiba, ada pelajaran Keturunan Istimewa untuk Satanela, Teknik Rekayasa Genetika yang menjadi pelajaran favorit Winchflat. Ada pula Pelajaran Ekonomi dan Bentuk – Bentuk Lain Perampokan, yang menjadikan si kembar sebagai bintang kelas. Merlinmary sendiri sangat menyukai pelajaran Elokusi dan Melolong. Anak – anak Flood memang memiliki keistimewaan masing – masing. Sebenarnya masih banyak lagi pelajaran lainnya. namun lebih baik membacanya sendiri.

Semua itu membuat salah satu murid Quicklime yang juga anak terjahat menjadi sangat iri. Kebencian Orkward Warlock kepada keluarga Flood sangat besar. Sehingga suatu hari, munculah rencana untuk membunuh seluruh keluarga Flood di Hari Olahraga.

Ilustrasi di buku kedua Keluarga Flood kali ini tidak kalah anehnya dengan sebelumnya. Cerita yang penuh dengan kekuatan sihir ini juga masih mengerikan seperti cerita di buku pertama. Colin Thompson, sang penulis, seakan ingin memberi tahu kepada seluruh pembaca bahwa dunia sihir tempat Keluarga Flood memang gelap.

Keluarga Flood: Sekolah Sihir
Judul Asli: The Floods#2: Playschool
Penulis: Colin Thompson
Penerjemah: Shinta Harini
Penerbit: Atria
Cetakan: II, September 2007
Tebal: 226 hlm

No comments:

Post a Comment