Nathaniel, si penyihir muda, diam - diam memanggil jin berusia 5.000 tahun bernama Bartimaeus. Tugas untuk Bartimaeus tidak gampang -- ia harus mencuri Amulet Samarkand yang berkekuatan dahsyat dari Simon Lovelace, master penyihir yang kejam dan ambisius.
Bartimaeus dan Nathaniel pun terlibat dalam intrik sihir yang penuh darah, pemberontakan, dan pembunuhan. (Goodreads)
Bartimaeus,
jin berusia 5000 tahun tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Seorang
anak kecil berhasil memanggil, mengikat bahkan menyuruhnya untuk
melakukan tugas. Dalam hati ia yakin bahwa ada penyihir besar dan
pengecut di balik semua pemanggilan itu. Namun ia tak punya banyak waktu
untuk menanyakan hal tersebut karena ada tugas yang harus
diselesaikannya dengan begitu ia dapat segera bebas.
Tugas
itu tidaklah mudah. Ia diperintahkan untuk mencuri Amulet Samarkand
yang memiliki kekuatan dahsyat. Amulet itu miliki seorang penyihir yang
terkenal kejam dan ambisius, Simon Lovelace. Ia harus menembus beberapa
lapisan plane, menghindari beberapa imp, sebisa mungkin
menjauh dari Faquarl dan Jabor. Bahkan setelah mendapatkan Amulet dan
menjauh dari kediaman Lovelace, Bartimaeus tak hanya mengindar dari
kejaran Sphere namun menghindar dari commoner ekstrim yang
hampir melukainya saat ia menyamar menjadi anak laki laki. Yang
membuatnya kesal adalah ia harus menunggu sampai masternya memanggilnya
di saat subuh menjelang.
Begitu
menyerahkan Amulet dan menuntut kebebasannya, penyihir ingusan itu
masih menyuruhnya untuk menaruh benda curian tersebut di ruang
penyimpanan Mr Underwood, masternya. Ia tak punya banyak pilihan. Namun
seakan sesuatu berpihak kepadanya, kecerobohan besar terjadi. Mrs
Underwood yang tak mengetahui bahwa ada jin yang sedang diikat anak
angkatnya, menyebut nama lahir penyihir kecil angkuh itu. Nathaniel,
kata yang menjadi kunci besar yang dijadikan pegangan oleh Bartimaeus.
Tentu
saja menjadi kerugian terbesar bagi seorang penyihir. Bahkan dapat
menjadi al yang membawa seorang penyhir pada kemusnahan. Apalagi jika
sampai diketahui lebih dari satu imp. Nathaniel sempat dibuat
kalang kabut oleh jin yang satu ini. namun ia masih punya satu hal yang
bisa digunakannya untuk mengikat Bartimaeus. Kaleng tembakau yang
berisisi serbuk Rosemary. Lagi-lagi Jin ini harus menjalankan perintah
penyihir kecil yang ternyata saat itu belum diberi nama penyihir oleh
masternya.
Tugas
Bartimaeus kali ini adalah memata-matai Lovelace, penyihir yang sempat
menorehkan dendam di hati Nathaniel bertahun tahun. Seperti yang
diduganya, pengamanan di sekitar kediaman Lovelace diperketat sejak
pencurian yang dilakukannya. Beruntung ada imp kecil yang bertugas untuk
mengirim surat – surat Lovelace yang dicegat oleh Bartimaeus. Satu demi
satu rencana Lovelace pun terbongkar. Berdasarkan kalimat yang
dibacanya, Bartimaues pun menuju Pinn’s Accoutrements, toko milih Mr
Sholto, pria yang nampaknya turut dalam rencana besar Lovelace.
Sayangnya penyamarannya kali terbongkar dengan mudah. di luar dugaannya
Mr Sholto ternyata menghubungi polisi. yang menyelubungkan jaring yang
membuatnya tak berdaya.
Nasib
Nathaniel ternyata tak jauh lebih buruk dari Bartimaeus. Semua rahasia
yang coba ditutupinya selama beberapa tahun akhirnya diketahui oleh Mr
Underwood akibat kegelisannya menunggu Bartimaeus yang tak kunjung
menampakan diri. Kemungkaran disertai ancaman terdengar dari setiap
kata yang diucapkan masternya. Di
antara rasa gelisah dan khawatir yang dirasakannya, kedatangan Simon
Lovelace memperburuk semuanya. Nathaniel tahu bahwa kunjungan Lovelace
si penyihir bengis ke rumah Mr Underwood bukanlah kunjungan biasa dan
berhubungan dengan Amulet Samarkand yang dicurinya . Ia tahu bahwa
kedatangannya kali ini akan mendatangkan sesuatu yang mengerikan.
Seru!!!
Satu
kata untuk menggambarkan buku yang satu ini. Nggak nyangka kalau
kehidupan jin seperti itu. Bahkan kehidupan penyihirnya tidak seperti
penyihir di dunia Harry Potter, penyihir di dunia Nathaniel benar-benar
diselubungi dengan kegelapan. Lihat saja tingkah Lovelace ketika bertemu
Nathaniel untuk pertama kalinya.
Yang
paling mengerikan tentu saja para imp yang ternyata bisa memakan
manusia kapan saja mereka mau. Dan tentu saja dari gambaran yang
diberikan Bartimaues tentang bentuk fisik mereka, dijamin tidak
menyenangkan untuk ditemui di malam hari. Wajah Bartimaeus di sampul
sudah cukup. Hihi...Walau sampai sekarang dunia jin tetap tidak tak
terjamah dan diselimuti misteri. Yang pasti satu, mereka berdiri tak
jauh dari tempat kita berada.
Walau
udah masuk di rak sejak awal bulan juni beberapa hari terakhir ini
kisah Bartimaeus dan Nathaniel ini saya baca. Itu juga karena hasil
kesepakatan baca bareng Smartie. Kayaknya harus sering sering
seperti ini. Setidaknya tumpukan buku bisa berkurang sedikit.
Seandainya
buku ini difilmkan, harus dipastikan sutradaranya mampu membuat pembaca
tidak kehilangan satupun momen yang mereka dapatkan dari setiap langkah
yang dibuat oleh Bartimaeus.
The Bartimaeus Triology #1: The Amulet of Samarkand
Penulis: Jonathan Stroud
Penerjemah : Poppy Damayanti Chusfani
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, Mei 2007
Tebal: 512 Hal
Penulis: Jonathan Stroud
Penerjemah : Poppy Damayanti Chusfani
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan: I, Mei 2007
Tebal: 512 Hal
No comments:
Post a Comment